By zuch

Perhitungan Subnetting
Contributed by Administrator
Monday, 12 April 2004
Last Updated Wednesday, 24 October 2007
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini
artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24
diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet
masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR
(Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab
dengan tabel di bawah: Subnet Mask Nilai CIDR 255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10 255.224.0.0 /11 255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13 255.252.0.0 /14 255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16 255.255.128.0 /17 255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19 Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.240.0
/20 255.255.248.0 /21 255.255.252.0 /22 255.255.254.0
/23 255.255.255.0 /24 255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26 255.255.255.224 /27 255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29 255.255.255.252 /30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS
192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000
(255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal,
jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan
urutan seperti itu: Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2
oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnetJumlah
Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir
subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 hostBlok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet
mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128,
192.Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan,
host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192 Host Pertama
192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193 Host Terakhir 192.168.1.62
192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254 Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127
192.168.1.191 192.168.1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain,
dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah: Subnet
Mask Nilai CIDR 255.255.255.128 /25 255.255.255.192 /26 255.255.255.224
/27 255.255.255.240 /28 255.255.255.248 /29 255.255.255.252 /30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa
digunakan untuk subnetting class B adalah: Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.128.0 /17 255.255.192.0 /18 255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20 255.255.248.0 /21 255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23 Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.0 /24 255.255.255.128 /25 255.255.255.192 /26
Network Operation Center PUSDATA
http://noc.pu.go.id Powered by Joomla! Generated: 21 February, 2008, 15:20
255.255.255.224 /27 255.255.255.240 /28 255.255.255.248
/29 255.255.255.252 /30
Ok, kita coba satu soal untuk Class B dengan network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000
(255.255.192.0).
Penghitungan: Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah
Subnet adalah 22 = 4 subnetJumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 hostBlok Subnet =
256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128,
192.Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0 Host Pertama 172.16.0.1
172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1 Host Terakhir 172.16.63.254 172.16.127.254
172.16.191.254 172.16.255.254 Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255
172.16..255.255
Masih bingung? Ok kita coba satu lagi untuk Class B.Bagaimana dengan network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000
(255.255.255.128).
Penghitungan: Jumlah Subnet = 29 = 512 subnetJumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 hostBlok Subnet =
256 – 128 = 128.Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128 Host Pertama
172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129 Host Terakhir
172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254 Broadcast
172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255
Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET
mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau
Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A
adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000
(255.255.0.0).
Penghitungan: Jumlah Subnet = 28 = 256 subnetJumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 hostBlok Subnet =
256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0 Host Pertama 10.0.0.1
10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1 Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254
… 10.254.255.254 10.255.255.254 Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 …
10.254.255.255 10.255.255.255
Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting
dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan
subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung
secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-
Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita
bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA
serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2
Network Operation Center PUSDATA
http://noc.pu.go.id Powered by Joomla! Generated: 21 February, 2008, 15:20
REFERENSI Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco
Networking Academy Program (CNAP), Cisco Systems.Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo,
2004.
Network Operation Center PUSDATA
http://noc.pu.go.id Powered by Joomla! Generated: 21 February, 2008, 15:20


0 Tanggapan to “Perhitungan Subnetting”



  1. Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan komentar




Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031